Allah telah menjadikan bumi tempat tinggal manusia. Kekhalifahan tidak diserahkan kepada Gunung, binatang, jin, sungai dan lainnya. Melainkan hanya kepada manusia, karena menurut Allah manusialah yang paling pantas memimpin bumi. Semuanya sudah direncana dan dipersiap agar manusia benar-benar menjadi pemimpin bumi. Di bumi tempat tinggal manusia, di bumi manusia akan mati dan dari bumipun manusia akan dibangkitkan. Artinya seluruh aktifitas manusia di bumi tempatnya.
QS. Al Baqarah (2) : 30.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
QS. Al A’raaf (7) : 25.
“Allah berfirman: “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.”
Namun manusia harus hati-hati, sebab bumi menyimpan potensi bencana di dalam perutnya sendiri. Inti bumi adalah bola pijar yang bersuhu ribuan derajat. Bola pijar itu tersusun dari besi membara, dengan jari-jari 1.200 km. Di luarnya ada lelehan logam campuran besi dan nikel, dengan ketebalan 2.200 km, yang berpusar mengelilingi intinya, sehingga menimbulkan medan magnet yang meliputi planet bumi.
Sebenarnya kita hidup di atas sebuah bola api raksasa. Bola itu diselimuti berbagai lapisan bebatuan. Yang paling tebal di sekitar inti bumi disebut dengan matel. Tersusun dari bebatuan berat, campuran antara besi, magnesium dan silica. Tebalnya sekitar 3.000 km. menempati posisi lebih 60% massa bumi. Sedangkan inti bumi menempati komposisi 35%.
Mantel terdiri dari dua lapisan, yaitu mantel bagian atas dan bawah yang dipisahkan dari transisi, pada kedalaman sekitar 1.000 km dari permukaan bumi. Di daerah peralihan inilah terjadi panas yang sangat tinggi akibat gesekan yang meleburkan bebatuan. Leburan batu pijar itu keluar melalui letusan gunung berapi disebut dengan lava.
Letusan gunung berapi merupakan suatu mekanisme untuk memunculkan berbagai zat yang kini berada di permukaan bumi. Pada letusan gunung berapi lava mengandung 77% air, 12% CO2, 7% Sulfat, 3% Nitrogen dan kandungan Hidrogen, Karbon Monoksida, Belerang, Chlorin dan Argon.
Lapisan yang paling luar lapisan bumi disebut dengan kerak bumi. Tebalnya antara 30-100 km dan komposisinya tidak sampai 1% dari massa bumi.
Pada bumi semakin ke dalam suhunya semakin panas. Sehingga tidak mungkin ada kehidupan di dalamnya. Jari-jari bumi sekitar 6.350 km dari permukaan sampai pada pusat inti bumi. Kehidupan hanya terjadi di permukaan bumi saja, yang disebut pada lapaisan Biosfer. Disinilah kita temukan habitat makhluk hidup, baik di darat maupun di perairan.
Pada lapisan kerak bumi terdiri dari lembaran-lembaran yang disebut dengan Lempeng Tektonik. Lempeng Tektonik ini mengambang pada lapisan lunak-panas yang disebut Asthenopshere. Maka lempengan kerak bumi itulah yang selalu bergerak disebabkan oleh berbagai macam factor. Penyebab pergerakan lempengan itu adalah pengaruh rotasi bumi, akibat gaya-gaya dalam bumi sendiri, akibat panas tinggi di bawahnya dan bisa juga akibat ketidakseimbangan struktur pendukungnya.
Runtuhnya struktur lempeng itu menyebabkan getaran dahsyat yang disebut dengan gempa tektonik. Akibat retakan dan patahan itu membahayakan kehidupan di atasnya. Sebenarnya kehidupan di bumi sangatlah rawan, karena kita berada pada lempengan yang selalu bergerak. Ada enam lempengan besar dan lempengan kecil, diantaranya lempeng Australia, lempeng Eurasia, Lempeng Amerika Utara, Lempeng Arabia, Lempeng Amerika Selatan dan lempeng Afrika.
Sudah miliaran tahun lempeng-lempeng itu bergerak mengikuti gaya-gaya yang bekerja padanya dan membentuk permukaan bumi yang selalu berubah-ubah. Semuanya berubah secara dinamis.
QS. Al Anbiyaa’ (21) : 31.
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.”
Gunung diciptakan Allah untuk mengokohkan kedudukan bumi agar tidak terjadi kegoncangan. Deretan gunung-gunung terbentuk dari bertabrakannya lemperng-lempeng tektonik. Akibat pertemuan tersebut, maka terjadi bagian yang meninggi membentuk pegunungan. Diantaranya puncak Himalaya. Sampai saat ini puncak Himalaya, Mt Everest, mengalami pertambahan tinggi beberapa cm setiap tahunnya.
Terdapat beberapa gunung berapi tersebar di seluruh permukaan bumi, bahkan mencapai ratusan jumlahnya. Ada yang sedang tertidur dan ada yang sedang aktif.
Lempeng-lempeng bumi bisa patah dan pecah, hingga membentuk jurang-jurang yang terjal di daratan maupun di lautan. Jika terjadi di dasar lautan menyebabkan munculnya tsunami, beberapa saat setelah terjadi patahan.
Ternyata manusia hidup di atas bom waktu yang siap meledak, mengakibatkan terjadi bencana. Bencana itu dapat berupa gempa, letusan gunung berapi, tsunami serta berbagai macam bencana lainnya, yang siap menerpa manusia.
QS. Al Ahzab (33) : 17.
“Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah.”
Bencana dan Rahmat segalanya dari Allah. Orang-orang beriman Insya Allah mendapat Rahmat dari Allah, sedangkan orang-orang kafir dan munafik akan mendapatkan laknat serta azab Allah SWT. Dimanakah tempat manusia lari? Sementara tidak ada lagi bumi yang lain. Hanya kepada Allah tempat minta pertolongan. Wallahu’alam.
sumber: http://ibramuko2.wordpress.com/2009/09/06/perut-bumipun-mendatangkan-bencana/
sumber: http://ibramuko2.wordpress.com/2009/09/06/perut-bumipun-mendatangkan-bencana/
0 comments:
Post a Comment